Selasa, 15 April 2014

Mari Tinggalkan yang Tidak Bermanfa’at



          Waktu yang Allah amanahkan untuk hamba-Nya, seharusnya dipergunakan untuk hal-hal yang  bermanfa’at. Akan tetapi, tak sedikit manusia jatuh pada perbuatan yang sia-sia. Padahal predikat baiknya Islam seseorang, salah satunya ditinjau dari seberapa jauh dia bisa menggunakan waktunya untuk meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfa’at bagi dirinya. Sebagaimana yang akan dijelaskan oleh hadis berikut:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ حُسْنِ إِسْلَامِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لَا يَعْنِيهِ
Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu`alaihi wa sallam bersabda: “Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya. Hadis Hasan riwayat Tirmidzi dan lainnya

Hadis ini merupakan prinsip yang agung dari prinsip-prinsip adab dalam Islam. Muhammad bin Abi Zaid (seorang imam Malikiyah pada zamannya) berkata, “Kumpulan tentang adab yang baik bercabang dari empat hadis, salah satunya adalah hadis di atas.”  Dalam hadis tadi disebutkan bahwa tanda bagusnya Islam seseorang yaitu dengan meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfa’at baginya, baik dari perkataan ataupun perbuatan. Sesuatu yang kita anggap  bermanfa’at bukanlah diukur dari hawa nafsu, akan tetapi diukur dari hukum syari’at. Karena segala sesuatu yang diperintahkan oleh syari’at Islam pasti mendatangkan manfa’at. Dan sebaliknya, sesuatu yang dilarang oleh syara’ di dalamnya terdapat madharat bagi pelakunya, di dunia maupun di akhirat. Oleh karena itu, seseorang dikatakan bagus keislamannya apabila sudah bisa meninggalkan segala sesuatu yang tidak bermanfa’at bagi dirinya dari perkataan atau perbuatan, mengerjakan semua kewajiban, meninggalkan semua yang diharamkan, termasuk pula meninggalkan segala yang makruh, syubhat, dan sesuatu yang mubah yang tidak dibutuhkan oleh dirinya.
Selanjutnya, puncak dari bagusnya Islam seseorang itu ketika dia mampu mencapai derajat ihsan. Perilaku ihsan ini menjadikan seseorang merasa diawasi terus oleh Allah sehingga membuat dirinya lebih berhati-hati dalam berucap dan melakukan sesuatu. Sebagaimana yang sudah tertera dalam hadis riwayat imam Muslim, bahwa yang dimaksud dengan ihsan itu dia beribadah kepada Allah Swt. seolah-olah dia melihat Allah, dan jika dia tidak melihat Allah, maka sesungguhnya Allah melihatnya.
Orang yang beribadah dengan menghadirkan kedekatannya dengan Allah dan  menyaksikan Allah dengan hatinya, maka dia benar-benar telah bagus Islamnya. Dengan taqarrub ilallaah itulah hadirnya keinginan untuk meninggalkan perkara yang sia-sia, serta menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfa’at.
Ada dua hal yang ditimbulkan dari sikap ihsan yaitu malu kepada Allah Swt dan meninggalkan segala perkara yang dapat membuatnya malu kepada Allah. Tentunya, perkara yang bisa membuat dirinya malu kepada Allah yaitu melakukan perbuatan dosa. Maka orang yang mempunyai rasa ihsan kepada Allah, dia akan senantiasa berusaha untuk meninggalkan larangan Allah.
Banyak ‘ulama yang menaruh perhatian terhadap pentingnya meninggalkan perkara yang sa-sia dan memanfa’atkan waktu untuk hal-hal yang bermanfa’at. Sebagian orang ‘arif berkata, “Apabila engkau berbicara maka ingatlah Allah selalu mendengarkanmu, dan apabila  engkau diam maka ingatlah Allah selalu melihatmu.” Hasan Al-Bashri berkata, “Di antara tanda berpalingnya Allah atas hambanya, Dia menjadikan kesibukan hamba-Nya tersebut pada perkara yang tidak memberikan manfa’at kepadanya.” Selanjutnya, Ma’ruf al-Karhiy pun berkata bahwa seseorang yang suka berucap yang tidak bermanfa’at berarti Allah sedang menghinakannya. Wallaahu a’lam bishshawwab.
oleh: Linda Widianti

            Referensi: Mukhtashar Jaami’ al-‘Ulumi wa al-Hikam dan Syarah Arba’in an-Nawawi

Bagikan

Jangan lewatkan

Mari Tinggalkan yang Tidak Bermanfa’at
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.

1 komentar:

Tulis komentar
avatar
15 April 2014 pukul 09.37

subhanallah, bermanfaat sekali. mari kita memanfaatkan waktu sebaik mungkin.

Reply