Kamis, 17 April 2014

UKM DAN AGENT OF CHANGE


            “Aduh mentok bangettt,,,,, gimana ni, deadlinenya besok lagi. Hufh gini ni akibatnya jika terlalu banyak aktivitas di luar. Aku jadi lupa tugas. Males, males, males”. Inilah gerutuan seorang mahasiswi yang baru menginjak tingkat 1, yang belum sampe seumur jagung. Kebiasaan belajarnya masih saja seperti dulu.SKS alias Sistem Kebut Semalam. Padahal, hal tersebut akhirnya akan menyiksa diri sendiri juga. Nina. Seorang mahasiswi yang kuliahnya hanya sekedar turut sama orangtua saja. Keadaannya termasuk keluarga yang berada membuat dirinya manja dan belum dewasa.
Keadaan orangtuanya yang lebih mementingkan karir, membuat dirinya tidak terkontrol dengan baik. Hanya materil yang mereka penuhi, menurut mereka itu sudah cukup dalam mengungkapkan kasih sayang mereka kepada anaknya itu. Tapi tak dapat dipungkiri Nina pun merasa jenuh dan merasa dirinya broken home.
Shubuh pun tiba dengan disambut sapaan ayam yang berkokok, sehingga membangunkan Nina dari tidurnya. Seketika itu pula Nina bangun dan bergegas untuk shalat shubuh yang rasanya sudah kesiangan.
Sesampainya di kampus ia langsung bertemu dengan sahabat karibnya, Nana.
“Nin gimana tugasnya udah belom?” tanya Nana, sahabat karibnya itu.
“Hmmm sudah. Semalaman suntuk aku ngerjain tugas ini. Kalau gak ngerjain, bisa bisa aku diberi apresiasi dijadiin asdos boongan yang harus nemenin dosen di depan kelas sampe jam kuliah selesai, mending bolos aja”.
“Kenapa gitu? Aku kan dari 2 hari kemaren udah ingetin kamu, berarti kamunya aja yang santai santai”.
“Ya, ya, ya. Aku ngaku aku salah. Udah dong, yuk masuk”.
Di tempat yang berbeda sejumlah mahasiswa sedang berkumpul di sebuah ruangan.
“Oke teman-teman pertemuan kita hari ini cukup sampai disini. Semoga apa yang kita rencanakan, berjalan dengan lancar dan diridhoi oleh Allah Swt. Amiiin” kalimat itu menjadi penutup rapat IKMMA Kampus sore itu.
“Mir antum yakin dengan program kita besok?”
“Insya Allaah yakin”
“Bagaimana kalau tidak ada umpan balik dari pihak sana?”
“Masa sih pihak MUI gak prihatin sama peristiwa yang menimpa jama’ahnya sendiri”
“Jadi besok kita kumpul jam berapa?”
“Jam 7 pagi aja seperti biasa ngampus”
“Hmmm. Oke deh. Ana duluan ya! Assalamu’alaikum warahmatullah ustadz Amir”
“Wa’alaikumussalam warahmatullah wabarakatuh” jawab Amir sambil senyum melihat kelakuan sahabatnya itu yang memanggil dirinya ustadz.
Amir. Ketua IKMMA Kampus itu sering dipanggil ustadz, karena ke-’alimannya dalam agama. IKMMA Kampus, akronim dari Ikatan Mahasiswa Masjid Kampus. Sudah banyak mahasiswa dan mahasiswi yang masuk UKM itu. Dan mereka merasa menjadi mahasiswa yang seutuhnya dan merasa tergetnya tercapai, baik itu di kampus ataupun di masyarakat.
Siang itu, di sebuah taman yang memesona. Terlihatlah 2 mahasiswi yang sedang asyik berbincang. Mendiskusikan satu pembahasan mengenai diri mereka masing-masing. Ditemani pepohonan hijau yang rindang yang membuat mereka dimanjakan oleh hal itu, termasuk hati mereka.
“Nin tadi yang presentasi di kelas ganteng banget ya?” tanya Nana dengan ekspresi yang berusaha menarik perhatian sahabatnya itu.
“Kamu ini pambahasannya cowok mulu tiap ketemu, gak ada tema lain apa”, sangkal Nina yang tak terpengaruh sama sekali dengan ekspresi dan ucapan Nana.
“Tapi Nin, aku kan bosen kalau harus belajar terus” jawab Nana yang kelihatan jenuh di hadapan Nina.
“Hmmm mentang-mentang udah dapet nilai A, jadinya gitu deh. Gak mikirin nasib temennya yang satu ini”, timpal Nina yang kelihatan memelas dan mengharap kasihan dari sahabatnya itu.
“Terus aku harus bantuin kamu gimana lagi dong Nin. Aku udah bersedia jadi alarm kamu tiap ada tugas, tapi tetep aja kamunya yang ngeyel. Aku juga butuh mikirin diriku sendiri Nin. Emang kamu siapa aku.Yeeey…”
Guyonan kedua sahabat itu selalu saja hangat. Meskipun mereka berdua berbeda karakter. Nana yang pinter, tapi ngejadiin cowok ganteng sebagai motivatornya. Sedangkan Nina yang cantik and super cuek itu, malah punya kwalitas pas-pasan dibandingkan dengan Nana.
“Eh Na, kamu mau milih UKM mana?” tanya Nina tiba-tiba.
“Hmmm,,, apa ya. Aku pengen masuk BEM aja deh, biar nanti pas Ospek kita bisa bales dendam sama junior kita. Seperti nasib kita dulu” jawab Nana sekenanya dengan senyum renyahnya.
“Hush ngaco kamu ini. Milih kegiatan niatnya udah gak bener, gak manfaat banget, mending gak usah deh. Huh.” jawab Nina dengan sedikit menceramahinya.
“Aku pengen kegiatan yang cerdas dan bisa ngerubah diriku Na. Aku pengen masuk IKMMA Kampus” jawab Nina dengan pasti.
“What? Nina yang cantik and super cuek mau insap? Mau jadi apa kamu di IKMMA? Duh, kamu lagi gak sadar ya ngomong seperti ini? Duh, duh, duh, jangan sampe deh kamu nyesel masuk yang begituan” ekspresi kaget Nana yang super heboh itu membuat Nina pergi dan meninggalkan sahabatnya sendiri.
Keesokan harinya anggota IKMMA Kampus telah berkumpul di lapangan yang sudah disepakati pada waktu yang tepat. Mereka berniat berdemonstrasi ke kantor MUI untuk menolak ajaran syi’ah yang kini telah masuk dunia kampus.
Satu jam berlalu, mereka berdemonstrasi dengan aman dan tertib. Demonstrasi mereka pun diberi apresiasi oleh pihak MUI. Dan mereka berencana akan ada tindak lanjut dalam merumuskan masalah tersebut.
IKMMA pun kini melejit di seantero kampus, karena sudah membawa nama baik kampus. Dan tanpa disadari Nina pun tertarik untuk ikut andil di UKM tersebut, tanpa ada rasa ragu sedikit pun dalam hatinya.
Nina pun mencoba beradaptasi dengan beberapa kegiatan kampus lainnya yang kini mulai banyak, yang tanpa disadarinya telah mengubah dirinya menjadi lebih baik. Selain kegiatan UKM itu, kini Nina pun aktif di jama’ah sekitar rumahnya yang telah mendukung dirinya dan menjadikan dirinya seorang mahasiswi yang dipercaya. Menjadikan dan mewujudkan mahasiswa sebagai‘agent of change’. Dan kini hari-hari Nina pun dilewati tanpa ada rasa jenuh, karena sekarang dirinya tidak lagi merasa broken home. Sekarang dia mempunyai keluarga besar, yakni masyarakat lingkungannya dan temen-temen UKM-nya.
By: Rifda Najiyyah S. (بنت صفيان)

Bagikan

Jangan lewatkan

UKM DAN AGENT OF CHANGE
4/ 5
Oleh

Subscribe via email

Suka dengan artikel di atas? Tambahkan email Anda untuk berlangganan.