Namun, bergabung dengan sebuah organisasi bukanla sebuah pengorbanan mudah. Ada konsekuensi yang tidak dapat dipungkiri, begitu pun mengenai tanggung jawab yang mesti diemban.
Ada sebuah kisah mengenai seseorang yang begitu kuat keinginannya dalam menggerakan roda organisasi. Namun, dia bukanlah orang yang terlalu ambisius dalam menjabat sebuah organisasi. Jika ada tawaran untuknya dan dia merasa cocok untuk menjalankannya, maka akan dia habiskan tenaganya untuk melaksanakan tugas tersebut.
Suatu hari, dia ditugaskan sebagai ketua di sebuah organisasi intra di bangku sekolahnya. Memang, ketika itu dia tidak memiliki pengalaman banyak mengenai organisasi, namun semangat untuk terus belajar dan merangkul semua lapisan temannya dan juga kemampuannya untuk menggerakan sebuah organisasi tidak dapat dipungkiri. Dan pada akhirnya dia berhasil dalam menjalankan tiugasnya tersebut.
Namun, di tahun yang lain, dia mendapati sebuah organisasi dimana orang-orang yang menjalankan organisasi tersebut tidak disaring seperti apa yang dia harapkan. Banyak diantara orang-orang yang ia temui itu hanya menginginkan eksistensi. Dia memutuskan untuk mundur dari lingkaran itu.
Ketika beberapa tahun dia vacum dari pergerakan organisasi, dia berfikir, bahwa jalan yang ia tempuh bukanlah jalan yang baik. Dia harus segera mengecimpungkan kembali fikiran dan raganya di organisasi. Namun, jalan yang mulai ia tempuh terlihat suram dan buntu. Dia banyak berfikir mengenai bagaimana ia mengembalikan ghirah yang ia miliki dulu. Mengembalikan ghirah yang ia pupuk semenjak lama.
Ghirah adalah sebuah semangat yang harus dimiliki untuk menjalankan sebuah pekerjaan. Suatu pekerjaan yang bermanfaat akan diberi pahala oleh Allah SWT jika dibarengi dengan kata ikhlas, dan jika masih ada kata 'tapi' berarti seseorang itu belum ikhlas.
Ghirah juga bukan sesuatu yang mudah untuk dikembalikan, bukan sesuatu yang mudah dipupuk dan bukan pula sesuatu yang mudah diterapkan. Namun, setidaknya bisa kita tanam dengan memberikan pupuk dan juga air agar ghirah itu selalu tumbuh dan tumbuh.
Entah itu benar, entah itu salah. Entah itu baik, entah itu tidak. Namun tadzkirah tetap dibutuhkan.
Bagikan
Tentang Ghirah
4/
5
Oleh
Unknown